Home » » Sepintas Ramalan Sang Prabu Joyobaoyo

Sepintas Ramalan Sang Prabu Joyobaoyo

Surat kabar lain yang memuat ramalan Joyoboyo adalah Majalah “INDIE” yang dipimpin oleh Dr. A.W. Nieuwenhuis. Artikelnya Ki Hajar Dewantoro.
Karena almarhum seorang pergerakan sudah tentu penguraiannya dengan tujuan politik. Meskipun terselubung sebab penulisan artikel tersebut di waktu Ki Hajar Dewantoro masih dalam masa pembuangan. Tokoh-tokoh politik yang lainpun sering kali menggunakan ramalan baik Ronggowarsito maupun Joyoboyo, baik yang tembang maupun yang prosa, untuk tujuan politiknya.
Bung Karno sering kali mensitir pada setiap pidatonya yang dibanjiri oleh masa rakyat, bahwa Ramalan Joyoboyo akan terwujud bila kita bertindak. Dari podium dengan suaranya yang menggelegar Bung Karno membeberkan bahwa yang dimaksud Ratu Adil Herucokro bukanlah phisik Ratu Adil tetapi suatu kiasan. Bahwa akan datang masanya Pemerintahan yang Adil, yang jauh dari penindasan, penderitaan, kesengsaraan. Tidak lain dan tidak bukan nanti kalau Indonesia ini telah Merdeka. Maka menurut Bung Karno seorang tokoh muda waktu itu, Ratu Adil Herucokro yang disebut-sebut dalam Ramalan Joyoboyo identik dengan KEMERDEKAAN. Dengan kemerdekaan itu bangsa Indonesia yang terjajah, yang terhina, yang sengsara ini akan menjadi mulia.
Yang membikin bulu kuduk Pemerintah Belanda berdiri adalah pidato M.H. THAMRIN. Tokoh politik paling utama di jaman itu. Dia juga seorang anggota Volksraad. Semacam Dewan Perwakilan Rakyat bentukan Belanda.
Pada tanggal 13 Juli 1934 dengan suara yang lantang M.H. Thamrin memperingatkan kepada Pemerintah Belanda lewat Volksraad, bahwa Ramalan Joyoboyo sangat populer di masyarakat. Baik yang dikota maupun yang dipucuk gunung. Baik yang tani, pedagang lebih-lebih yang berpolitik. Mereka semua hafal luar kepala. Mereka semua sering membicarakan, mendiskusikan ramalan yang bersumber dari Ramalan asli Joyoboyo.
Ramalan itu demikian: “Bila pulau Jawa tinggal selebar daun Kelor, maka kelak akan ada jago kate berbulu kuning (wiring kuning dedege cebol kepalang) yang akan menguasai pulau Jawa. Lamanya hanya seumur jagung.”
Pada waktu itu belum ada yang membayangkan bahwa yang dimaksud dengan “jago kate berbulu kuning” adalah JEPANG. Yang memang bertubuh kecil-kecil, dan berkulit kuning. Bayangan di kala itu mungkin akan ada kemunculan tokoh baru seorang yang tidak tinggi (pendek) dan berkulit kuning. Itulah bayangannya. Itulah yang diperkirakan orang.
Belandapun bersiap siaga terhadap tokoh-tokoh politik yang bertubuh kate dan berkulit kuning. Lebih banyak mendapat perhatian/pengawasan. Sebab itu siapa tahu dialah yang diramalkan akan menguasai pulau Jawa seumurnya jagung.
Pearl Harbour hancur luluh diserbu oleh Jepang, kemudian dengan hanya waktu sekejap bala tentar a Dai Nippon mengadakan serbuannya keselatan. Lebih dari 30.000 serdadu Jepang yang cebol kepalang itu menyeberangi lautan sejarak 5000 km. Dalam keadaan letih namun mampu menghalau dan mempertekuk lututkan 95.000 serdadu lawan yang bersenjata lengkap dalam tempo 8 hari saja.
Jakarta dan hampir seluruh pulau Jawa direbut dengan mudah oleh tentara Jepang yang perawakannya kecil-kecil itu. Dalam penyerangan kilat ini tentara Belanda bagai kena pukau, atau seolah-olah terkena gendamnya Ramalan Joyoboyo, adanya hanya takut...takut...dan bertekut lutut.
Gubernur Jenderal Tjarda Starkenborg Stachower yang masih memiliki pasukan lengkap dipaksa mengadakan perundingan di Kalijati Subang tatkala baru keluar dari tempat sembunyinya di Gunung Puntang.
Mereka berunding dengan Jenderal Immamura yang tingginya tidak lebih dari dagu Jenderal Tjarda. Benar-benar jago kate. Bahkan waktu itu si Jago Kate Immamura dengan ganasnya memukul meja perundingan: “Menyerahkan seluruh Hindia Belanda atau ingin hancur lebur?” bertekuk lututlah Belanda kepada si Jago Kate yang berkulit kuning.
Baru waktu itulah orang tahu bahwa yang dimaksud oleh sang Pujangga dalam Ramalannya tak lain si jago wiring kuning yang cebol kepalang adalah Jepang.
Tinggal waktu itu menanti sampai kapan si Jago Wiring Kuning yang kate ini memerintah di pulau Jawa (Indonesia)?
Menurut ramalan Joyoboyo yang banyak dihafal rakyat waktunya tidak lama. Hanya seumur jagung. Padahal orang tahu bahwa umur jagung itu sejak ditanam hingga berbuah dan mati tidak lebih dari 3,5 bulan. Yah tiga setengah bulan. Waktu yang sangat singkat. Itu tidak mustahil sebab Jepang dalam penyerbuannya dan merebut Indonesia hanya memerlukan waktu 8 hari. Sehingga 3,5 bulan sudah cukup lama (memadai) dibandingkan dengan waktu yang 8 hari tersebut.
Namun. .... akhirnya ternyata bahwa si Jago Kate memerintah pulau Jawa sudah melampaui 3,5 bulan. Bahkan agaknya tidak ada tanda-tanda berhenti memerintah. Bila tadinya kedatangannya disambut dengan kegembiraan tetapi akhirnya setelah sepak terjangnya, penindasannya sama saja, bahkan sering kali melebihi dari penjajah Belanda, menimbulkan rasa tidak senang, rasa benci di dada patriot bangsa.
Agaknya suatu kesalahan bagi si pembuat ramalan mengenai “memerintah seumur jagung” ini. Tandanya sampai setahun, dua tahun belum ada tanda-tanda akan berakhir Pemeritahan Dai Nippon.
Baru setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 orang yang gemar berdiskusi menganai Ramalan-ramalan itu memaklumi bahwa yang dimaskud dengan “seumur jagung” adalah umur biji jagung dari mulai keluar sampai tidak dapat dipakai biji lagi. Lamanya kurang lebih 3,5 tahun. Kalau biji jagung disimpan lebih dari 3,5 tahun sudah tidak akan tumbuh lagi bila ditanam.
Memang demikianlah kebiasaan dari suatu ramalan . Diketahui dengan pasti kalau kejadiannya sudah berlalu.
Seperti juga salah satu pupuh dalam Serat “Joko Lodang”
“........ Sangkalane maksih nunggal jamanipun;
Neng sajroning madya akir;
WIKU SAPTA NGESTHI RATU
Adil parimarmeng dasih........”
Terjemahannya kurang lebih : “ Waktunya akan tiba dan di dalam jaman yang sama; di dalam tengah-tengahan tahun; Tahun jawa 1877, akan ada keadilan......”
Tahun Jawa 1877 bertepatan dengan tahun Masehi 1945. Tahun di dengungkannya proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tahun itulah Indonesia Merdeka dengan berdasarkan Pancasila yang salah silanya adalah : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ratu adil telah datang. Bukan dalam bentuk phisik tetapi dalam pengejawantahannya.
Jangan lupa kunjungi Jual Rumah Terlaris
Thanks for reading Sepintas Ramalan Sang Prabu Joyobaoyo

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

Jual Rumah Laris